Minggu, 11 Juli 2010

Akhir Pesta Sepak Bola Dunia

BESOK pesta sepak bola dunia akan berakhir. Dua tim akan saling berebut untuk menjadi juara dunia baru yaitu Belanda dan Spanyol. Mereka ingin tercatat sebagai negara ke delapan yang pernah mengangkat trofi Piala Dunia.

Brasil yang akan menjadi tuan rumah empat tahun mendatang sudah mulai mempromosikan pesta besar yang akan mereka gelar. Untuk keduakalinya setelah Piala Dunia 1950, pesta sepak bola akan diselenggarakan di negeri yang sepak bola menjadi jiwa masyarakatnya.

Tidak tanggung-tanggung Presiden Brasil Luiz Inacio Da Silva datang langsung ke Johannesburg untuk mempromosikan negaranya sebagai penyelenggara. Brasil tidak mau kalah dengan Afrika Selatan yang sukses menjadi tuan rumah.


Meski kesebelasan Bafana-Bafana gagal mencatat prestasi yang membanggakan, Afsel sukses menjadi tuan rumah. Selama satu bulan kejuaraan diselenggarakan, semua fokus dunia tertuju ke Afsel. Ini merupakan kesempatan emas untuk membuat negara itu meraih kemajuan.

Promosi mengenai Afsel baik langsung maupun tidak langsung dirasakan negeri yang terletak di paling ujung selatan Benua Afrika itu. Sekarang tidak ada satu pun orang yang tidak mengetahui di mana Afsel berada.

Kesiapan Afsel sebagai tuan rumah pantas dijadikan tempat belajar oleh bangsa-bangsa lain. Presiden Luna secara terbuka mengatakan bahwa negerinya akan belajar dari Afsel bagaimana bisa menjadi tuan rumah yang sukses.

Piala Dunia 2010 tidak hanya menjadi ajang yang baik bagi kita untuk belajar tentang permainan sepak bola. Banyak aspek yang tidak kalah pentingnya untuk dipelajari dan bisa kita petik untuk diterapkan. Mulai dari masalah manajemen, kepemimpinan, hingga kultural-sosial.

Salah satunya adalah soal tanggung jawab. Bagaimana sepak bola mengajarkan soal sportivitas. Bukan hanya di lapangan mereka harus mau mengakui keunggulan tim lain, tetapi yang namanya pemimpin harus berbesar hati untuk mengakui kelemahannya. Ketika dirasakan kehadiran dirinya tidak memberi manfaat bagi kemajuan, maka dengan sportif sang pemimpin harus mau mengundurkan diri.

Kita lihat bagaimana sikap Presiden Persatuan Sepak Bola Perancis (FFF) dan juga Direktur Teknik FFF yang langsung mundur ketika tim nasional Perancis gagal untuk menjadi contoh yang baik bagi generasi muda negeri itu. Para pemimpin tidak bisa lari dari tanggung jawab dan menyalahkan kegagalan kepada bawahan.

Jangan tanya soal pelatih-pelatih dunia. Dengan sportif mereka meletakkan jabatan begitu gagal membawa timnya menjadi juara. Mereka percaya bahwa ada orang-orang yang lebih mampu dari dirinya. Bagi mereka kemajuan sepak bola negerinya jauh lebih penting dari jabatan.

Hal lain yang baik kita petik adalah sepak bola tidak mengenal batas ras. Semua menunjukkan keberagaman dan mereka bisa menunjukkan sebagai satu kesatuan yang padu.

Lihat misalnya kesebelasan Jerman. Negeri yang dulu begitu kuat dengan identitas rasnya, kini sudah melebur tanpa batas. Pemain-pemain berdarah Turki, Brasil, Ghana, bisa mendapatkan tempat di tim utama. Ukurannya adalah kemampuan dan kemauan untuk bermain sebagai satu kesatuan tim.

Seluruh tim yang tampil juga menunjukkan kepercayaan diri yang kuat. Lihat saja kesebelasan Korea Utara. Meski mereka tinggal di negeri yang begitu tertutup, tetapi mereka tidak takut untuk menghadapi tim sekelas Brasil sekali pun.

Inilah yang harus kita bisa lakukan kalau ingin membangun sepak bola kita. Bangsa ini harus memunyai rasa malu. Kalau memang dirasakan tidak banyak memberikan manfaat, biarlah orang lain yang lebih mampu untuk maju ke depan.

Kita juga harus bisa menyatukan semua pemain terbaik yang kita miliki. Kalau dulu banyak anak-anak berdarah Tionghoa masuk dalam tim nasional, sekarang kita harus kembali bisa mengajak mereka. Janganlah diskriminasi terus dibiarkan, apabila sepak bola kita ingin meraih kemajuan.

Sekitar 40 pengurus PSSI dari pusat dan daerah datang ke Afsel untuk melihat kemajuan sepak bola dunia. Tetapi kalau kacamata yang dipergunakan adalah kacamata yang miopik, maka mereka tidak akan bisa melihat aspek lain di luar sepak bola. Kalau kemampuan analisis seperti itu tidak ada, jangan heran apabila prestasi sepak bola kita tidak pernah beranjak maju. ( Metro TV New )

0 komentar:

Selamat Tahun Baru 2013 !!! .

 
Powered by Blogger